Beberapa bula lalu beredar kabar pemerintah telah memutuskan menaikkan tarif cukai rokok.
Ada tiga alasan yang mendasari keputusan pemerintah menaikkan cukai rokok.
Pertama, tak ada kenaikan sejak tahun lalu.
Kedua, ada alasan objektif menaikkan cukai yaitu menurunkan konsumsi karena alasan kesehatan.
Ketiga, terkait urusan penerimaan negara. Pemerintah yakin, kenaikan cukai akan mendongkrak penerimaan negara dan bisa digunakan untuk pembiayaan anggaran di APBN.
Akibat kenaikan tarif cukai rokok, informasi adanya kenaikan harga puluhan merek rokok merebak ke masyarakat luas.
Pesan berantai yang menyebutkan 42 merek rokok mengalami kenaikan harga tersebar secara luas melalui aplikasi pesan WhatsApp. Dalam pesan itu menyebutkan harga rokok berkisar Rp 30.000 hingga Rp 50.000-an.
Beberapa merek rokok yang tertera pada pesan berantai ini merupakan produksi PT HM Sampoerna, dan tertulis harga per bungkuskan di kisaran hampir Rp 50.000. Melalui keterangan tertulis, PT HM Sampoerna menyatakan informasi ini tidak benar.
Sebelumnya, bantahan yang sama juga disampaikan PT Djarum, menanggapi sejumlah produknya yang juga disebut dalam pesan yang sama.
Tidak bisa dipungkiri lagi, rokok sering sekali dikaitkan dengan berbagai macam masalah kesehatan.
Mulai dari masalah kesehatan mulut seperti munculnya plak gigi, sampai penyakit kronis seperti kanker paru.
Terbaru, sebuah penelitian bahkan mengungkapkan kebiasaan merokok dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan pendengaran alias 'budek'.
selama masa penelitian 8 tahun, menunjukkan bahwa satu dari 10 pekerja menunjukan beberapa bentuk gangguan pendengaran.
Menurut mereka, semakin banyak rokok yang dikonsumsi para pekerja, semakin tinggi pula risikonya terkena ketulian ini.
Sayangnya, penelitian tersebut belum bisa menemukan penyebab mengapa merokok dapat meningkatkan risiko ketulian.
Untuk itu para peneliti mengatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal ini.
Meski begitu, dengan jumlah sampel yang besar dan penilaian obyektif setidaknya mereka telah memberikan bukti kuat terkait hubungannya rokok dengan masalah kehilangan pendengaran ini.
Melihat hasil tersebut, tidak ada salahnya mengubah kebiasaan buruk merokok agar terhindar dari risiko tersebut.
Redaksi
Post A Comment:
0 comments: