Agung Darweni yang memiliki nama panggung Kentong Suro Ganong ini adalah seorang penari ganongan atau bujang ganong yang telah malang melintang di dunia seni reog sejak kecil. Agung, dia akrab disapa, mengisahkan sejak kecil ia sering melihat video reog di VCD. Dari situ tumbuhlah rasa suka terhadap kesenian asli milik kota kelahirannya itu. Ketika kelas tiga Sekolah Dasar, Agung mengikuti ekstra kulikuler reog dan diajari menari bujang ganong. KemudianAgung oleh orang tuanya diikutkan dalam kelompok seni reog yang ada di daerah tempat tinggalnya. “Kelas tiga SD pertama kali ikut ekstra kulikuler itu diajari Ngganong. Akhirnya lanjut, lanjut, lanjut, terus ke reog.” Kata Agung saat ditemui di Kawasan Desa Semanding, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Laki-laki 20 tahun ini terinspirasi dari penari bujang ganong senior, seperti Yossika dan Yusuf. Bahkan Agung mengakui bahwa dirinya tidak hanya sering latihan bersama tetapi juga pernah berkolaborasi dalam satu panggung. “Alhamdulillah bisa manggung bareng.” Tutur Agung bangga.
Selama menjadi penari bujang ganong Agung telah mendapat banyak teman-teman baru. Tak terkecuali kedua orang tuanya pun sangat mendukung pilihannya. Selama menjadi bujang ganong Agung tidak menemukan kendala dan hambatan yang berarti. Hal itu karena Agung masih sering latihan sehingga bisa menari dengan luwes serta melakukan aktraksi tanpa cedera. Tidak heran jika Agung begitu menikmati dan menyukai kegiatannya tersebut. “Sukanya karena kumpul sama teman-teman. Di mana-mana banyak teman pokoknya. Dukanya tidak ada. Seneng terus orang reog itu.” Jelas Agung.
Jam terbang yang sudah cukup tinggi membuat Agung terkenal diberbagai kalangan. Parasnya yang cukup tampan serta pribadinya yang supel dan humoris membuatnya digandrungi oleh banyak gadis-gadis. Setiap selepas tampil pun Agung tak segan melayani para fans yang meminta foto Bersama dengannya. Wajar saja, jika akun media sosial milik Agung telah diikuti oleh 69,7 ribu orang.
David Firmansyah, salah satu teman yang cukup dekat dengan Agung membenarkan jika Agung memiliki banyak fans. “Pertama lihat itu orang ini kenapa ya? Kan banyak fansnya itu dari mananya? Tapi ternyata lama kelamaan menelusuri, semakin dilihat-lihat ternyata mainnya bagus, fesyennya juga lumayan ganteng.” Ungkapnya ketika ditemui dilokasi yang sama, di Kawasan Desa Semanding, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Sekian lama menjadi penari bujang ganong, Agung hanya pernah sekali mengikuti pelombaan. “Dulu pernah pas kelas 5 SD ikut lomba tingkat kecamatan terus dapat juara 1. SMP, SMA tidak ikut lomba tapi ikut festival-festival.” Terang Agung. Festival yang sering diikutinyaadalah festival reog dalam rangka grebeg suro. Tidak hanya festival, Agung jugamengisi acara-acara undangan, seperti bersih desa, sampaianniversaryatau ulang tahun lembaga-lembaga Pendidikan di Ponorogo ataupun even-even lainnya. Dia juga pernah tampil di tiga tempat undangan dalam satu hari. “Pernah sehari tampil tiga kali.” Kata Agung.
Laki-laki kelahiran Ponorogo ini mengaku sangat bangga bisa menjadi warga Ponorogo dan menjadi bagian dari kesenian Reog Ponorogo. Melestarikan kesenian dengan cara menghibur dan berinteraksi dengan penonton dia lakoni dengan sepenuh hati. Meski kadang ada orang yang memandang sebelah mata tapi Agung tetap bangga. Bukan hanya karena bisa melestarikan kesenian saja, tetapi dengan menari dia bisa meringankan beban orang tua. “Alhamdulillah cukup bisa buat ngopi, buat beli pulsa, buat sms teman-teman, sudah tidak minta orang tua lagi.” Ungkap Agung diselingi tawa.
Putra dari pasangan Sukeni dan Musriamah ini berharap Reog Ponorogo selalu jaya dan di uri-uri, serta tidak dilupakan. Berkaca dari kejadian beberapa tahun lalu tentang diklaimnya Reog Ponorogo oleh pihak Malaisya membuatnya prihatin. Agung mengajak masyarakat Ponorogo untuk tetap guyup rukun dan selalu melestarikan kesenian dan kebudayaan yang dimiliki. “Monggo bersatu untuk melestarikan Reog Ponorogo. Sukses jaya terus untuk Reog Ponorogo!” Pungkasnya bersemangat.
==***==
Post A Comment:
0 comments: