Adapatasi Kebiasaan Baru, Inovasi Baru

Share it:
Melalui Kementrian Kesehatan penggunaan diksi New Normal direvisi menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah mengeluarkan kebijakan terbarunya yaitu Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020. Keputusan menteri tersebut sudah melalui tahap perevisian sebanyak 5 kali.  Salah satu alasan dirubahnya istilah adaptasi kebiasaan baru diantarannya untuk menyesuaikan dengan perkembangan keilmuan dan teknis kebutuhan pelayanan.
   
Kota Tegal menjadi kota pertama dalam menerapkan adaptasi kebiasaan baru. Keberhasilan melawan virus covid-19 menjadikan Kota Tegal sebagai area zona hijau dengan zero pasien yang positif Covid-19. Aspek penting dalam menerapkan adaptasi kebiasaan baru yaitu pemulihan ekonomi. Normal kesehatannya, normal ekonominya, juga situasi kondisi serta menghidupkan pelaku usahanya. Usaha UMKM menjadi tumpuan roda perekonomian masyarakat Kota Tegal. Kota Bahari menjadi identitas kota dengan mayoritas pekerjaan warga sebagai pelaku usaha perikanan dan nelayan. Usaha tetap dijalankan disertai protokoler kesehatan.
   
Covid berpotensi membunuh manusia akan tetapi pemerintah yang lambat dalam bergerak mengambil keputusan akan membunuh semua sendi kehidupan  tidak terkecuali ekonomi dan kesehatan. Berdasarkan catatan data 2020 terdapat 129 juta angkatan kerja saat ini. 97 persen diantaranya diserap oleh umkm. Data terakhir dari Kemenkop mencatatkan terdapat 64 juta unit usaha UMKM. Angka yang tidak sedikit sebagai roda penggerak ekonomi masyarakat. Efek social distancing menurunkan 40% kapasitas ekonomi. Terdapat ancaman perekonimian negara Indonesia. Singapura sebagai negara tetangga sudah mengalami resesi. Diharapkan Indonesia tidak tertular akan resesi perekonomian negaranya. Kemarahan Presiden Jokowi diharapkan sebagai sentilan para menteri untuk memperbaiki kinerjanya dan menyelamatkan Bangsa Indonesia.
   
Sekelompok mahasiswa IPB University dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata 2020 di wilayah Muarareja, Kota Tegal (15/7). Memiliki ketertarikan pada usaha milik masyarakat wilayah Kajongan, Muarareja yaitu kerajinan aksesoris yang memanfaatkan bahan baku tidak digunakan yaitu limbah kerang. Dengan tangan kreatifitas dan penuh inovasi mampu menghasilkan nilai tambah suatu barang dipoles dengan sentuhan kesenian menghasilkan berbagai aksesoris seperti kalung, liontin, bros hingga kursi dan meja.
       
Secara tidak langsung usaha kerajinan kerang mampu memberdayakan masyarakat sekitar seperti memberikan kesempatan pekerjaan untuk tetangga dalam mengkreasikan kerajinan tersebut. Sehinga usaha kerajinan kerang mempunyai potensi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Berbagai pelatihan dan perlombaan pernah diikutsertakan oleh sang  pemilik. Namun kondisi pandemi pameran sebagai media promosi menjadi hambatan dalam pemasaran kerajinan. Ikut andilnya peranan akademisi dalam memperbaiki struktur usaha agar mampu meningkatkan nilai jual serta mendigitalisasi marketing sehingga produk mampu dikenal oleh masyarakat lebih luas dan menembus pasar nasional ataupun internasional.

Kelurahan Muarareja secara geografis terletak dekat dengan pantai  sehingga melimpah komoditas kerang sebagai bahan baku. Bahkan kerang tersebut kebanyakan tidak digunakan, hanya sebagai sampah dan tidak mempunyai nilai ekonomis. Kreatifitas dan jiwa entrepreneurship dalam mengubah mindset  maka omzet akan berubah. Memiliki nilai tambah yang dapat mensejahterakan masyarakat. Dengan mengubah omzet maka mindset harus dirubah. Kebiasaan promosi secara offline harus berubah menjadi digital marketing untuk meningkatkan revenue usaha.

Berdasarkan riset jiwa kewirausahaan mempunyai believe untuk memberdayakan. Peduli akan lingkungan dan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak untuk saling menguntungkan. Kunci keberhasilan dalam marketing yaitu produk yang tepat ke market yang tepat dengan cara yang tepat diwaktu yang tepat. Penggunaan media sosial dan branding produk yang menarik akan meningkatkan traffic akan ketertarikan konsumen untuk membeli produk tersebut.




==***==


Penulis:

Dwi Arifin
(Mahasiswa IPB University)

Share it:

Opini

Post A Comment:

0 comments: